Sumbangan terbesar dari buku Furnivall ini adalah diagnosa tajam tentang ekonomi majemuk (plural economy). Dalam suatu ekonomi majemuk, seperti Hindia Belanda, terdapat berbagai golongan masyarakat yang memainkan peran ekonomi yang saling berbeda, tetapi tidak saling berbaur, meskipun masing-masing golongan hidup saling berdampingan dalam satu kesatuan politi, yaitu Hindia Belanda. Meskipun ciri khas dari ekonomi majemuk, yaitu suatu ekonomi yang terdiri atas beberapa unsur atau tatanan sosial yang hidup berdampingan satu sama lain tetapi hanya berinteraksi dalam bidang ekonomi, telah berkurang sekali di Indonesia yang merdeka, namun hingga kini Indonesia masih tetap mewarisi beberapa ciri ekonomi majemuk zaman kolonial Belanda. Misalnya, sebagian golongan etnik Cina hanya berinteraksi dengan "pribumi" dalam bidang ekonomi saja.
- Thee Kian Wie, Prolog

Masyarakat majemuk yang digambarkan Furnivall meninggalkan jejak yang mendalam dalam masyarakat yang kemudian mengambil rupa sebagai sebuah negeri bernama Indonesia. Apa yang diramalkan tentang kecenderungan akan tersulutnya aksi anarkis pada masyarakat majemuk yang mengalami perubahan struktur, dapat terlihat dari betapa panjang dan berliku usaha pencapaian kesepakatan yang langgeng dalam sebuah negara bernama Indonesia diantara berbagai kelompok etnisnya, hingga harus melewati berbagai pemberontakan. Hanya ketergantungan antar-etnis sejak awal sejarah Nusantaralah yang dapat mencegah perpecahan permanen. Kelemahan bawaan zaman "pra-kapitalis" sebagai kekhasan yang adalah yang juga membentuk bangun Indonesia sebagaimana adanya.
- Poltak Hotradero, Epilog