Definisi jurnalisme sangat beragam. Setiap era pasti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi membuat definisi jurnalisme berubah. Jurnalisme merupakan keterampilan, bisnis, atau praktik produksi serta penyebaran informasi mengenai urusan publik yang aktual dan penting (Michael Schudson, 2003:11). Unsur bisnis media diatur oleh satu lembaga, institusi, atau organisasi yang mengklaim profesional. Semua informasi yang disajikan ialah fakta di lapangan. Dari jurnalisme ini masyarakat bisa menangkap kebenaran dari sebuah peristiwa.
Bagi Denis Mcquail (2013: 1-2), jurnalisme kerap kali disejajarkan dengan pers, media, dan berita. Walaupun terdapat perbandingan di antara sebutan tersebut, namun secara universal pengertiannya tidak berbeda. Jurnalisme merujuk pada proses, kegiatan, atau aktivitas dalam pencarian, pengumpulan, analisis, dan publikasi informasi yang sudah diverifikasi. Berita didefinisikan sebagai kisah dari peristiwa yang teraktual yang relevan dengan kepentingan masyarakat.
Produk utama dari sebuah kerja media/jurnalisme/pers adalah berita. Berita dalam bentuk hardnews atau softnews. Tentu saja di samping opini yang dihasilkan oleh internal redaksi atau kiriman dari penulis luar media.
Berita yang didefinisi sebagai tulisan, rekaman, potretan, atau siaran, tentang realitas dari satu kejadian. Ia dilansir, disebarluaskan, atau ditayangkan oleh media. Dalam penayangan dan penyebarluasan itu media memakai konsep 5W+1H
(What, Why, Who, Where, dan When serta How). Konsep 5W+1H terus berkembang seiring dengan perubahan model dan pola jurnalisme. Kini, ada prinsip 6W+1H. Penambahan pada What Next (Apa selanjutnya) pada prinsip W yang keenam. Konsep keenam munculan dengan bergulirnya media daring yang mengejar kecepatan penayangan suatu kejadian.
Buku Jurnalisme Dasar; Panduan Teori dan Praktik Jurnalisme di Era Perubahan ini memuat semua tentang jurnalisme; dari A-Z; dari hulu hingga hilir. Mulai dari teori dan praktik jurnalisme lama (konvensional), jurnalisme baru (konvergensi), jurnalisme media sosial hingga citizen journalism/citizen reportage yang muncul belakangan akibat hegemoni teknologi komunikasi dan informasi (ICT), khususnya, internet. Ada juga teori dan praktik jurnalisme di berbagai platform media (dari surat kabar hingga internet). Cara
menulis press release pun tidak lupa disajikan dalam karya ini. Hal ini sangat berguna bagi yang berprofesi human relations. Tak lupa buku ini pun menyajikan perkembangan delapan teori pers. Tentu saja karya ini pun memuat etika jurnalisme yang terus berubah seiring dengan perubahan waktu dan perkembangan zaman. Buku ini bukan hanya wajib dimiliki dan dibaca oleh mahasiswa dan dosen (strata satu hingga strata tiga), tetapi juga penting sebagai petunjuk bagi pebisnis media, praktisi media, dan human relations, termasuk Anda pencinta ilmu pengetahuan.