Agus Martowardojo mulai memimpin Bank Indonesia pada tahun 2013, di mana masa tersebut adalah masa yang sangat sulit bagi bank-bank sentral di emerging markets. The Fed, bank sentral Amerika Serikat, misalnya, secara bertahap mengurangi jumlah uang dalam perekonomiannya sehingga memicu ketidakstabilan pasar keuangan global. Investor yang berinvestasi di negara-negara berkembang berlomba-lomba menarik uang mereka. Kondisi itu membawa implikasi besar bagi perekonomian Indonesia sehingga terjadi capital outflow yang masif dari pasar keuangan domestik di tengah kondisi defisit neraca transaksi berjalan. Nilai tukar rupiah mengalami tekanan hebat, disertai meningkatnya kerentanan stabilitas sistem keuangan. Namun, Bank Indonesia mampu melampaui masa-masa sulit itu dengan baik.
Buku ini menjelaskan perjalanan karier seorang pemimpin dengan visi dan kepemimpinan yang kuat. Penerbitan biografi ini merupakan upaya membangun institutional memory yang dapat menjadi pembelajaran berguna bagi kalangan internal Bank Indonesia dan bagi para pemangku kepentingan pelayanan publik serta masyarakat luas. Perjalanan karier Agus Martowardojo membawa ingatan kita kembali pada suatu wisdom, kebijaksanaan yang terkandung dalam pepatah lama, “Sejarah adalah pengetahuan untuk umat manusia, satu-satunya petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan manusia adalah apa yang telah dilakukannya.”
“Seorang profesional yang visioner, menjunjung tinggi integritas, dan selalu berupaya menegakkan marwah institusi yang dipimpinnya.” –B.J. Habibie, Presiden RI 1998-1999.
“Orangnya tegas, berani bilang “no”, termasuk menolak usul kredit yang dibawa presiden direktur.” –Gunarni Soeworo, Presiden Direktur Bank Niaga 1994-1999.
“His term as governor laid the groundwork for Indonesia's sustained good performance with stable growth and anchored inflation.” –Christine Lagarde, Managing Director, International Monetary Fund, 2011-2019.
“Pekerja keras, profesional di bidangnya, konsisten, dan berorientasi pada hasil.” –Peter B. Stok, Komisaris Bank Danamon.