Sejak meraih kursi kepemimpinan Repulik Rakyat Cina (RRC) pada akhir tahun 2012, Presiden Xi Jinping mengubah kontur politik dalam negeri dan luar negeri Cina. Slogan ‘The Chinese Dream’ ia gaungkan dengan mengedepankan Cina yang makmur, kuat, dan Berjaya. Di bawah Xi, RRC kian aktif menciptakan inisiatif-inisiatif baru melalui Belt and Road Initiatives (BRI) sekaligus bertindak makin agresif untuk mencapai kepentingan mereka dalam konflik Laut Cina Selatan.
Tahun 2017 menjadi momentum penting bagi Cina dalam mewujudkan ambisi mereka menjadi pemimpin global. Setidaknya terdapat dua aspek penting dalam konteks ini. Pertama, disahkannya ‘Pemikiran Xi Jinping’ menjadi acuan ideologi politik dan militer Cina. Pengesahan ini menandai kesuksesan konsolidasi internal yang dilakukan Xi pada paruh pertama jabatannya, sekaligus menegaskan kembali ide Xi mengenai Cina yang kuat dan berjaya. Kedua, mundurnya Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dari berbagai forum dan agenda internasional. Sepanjang 2017, Xi mengisyaratkan kesiapan Cina untuk mengambilalih kepemimpinan AS dalam berbagai forum multilateral. Apa implikasi perubahan politik RRC bagi Indonesia? Apa sektor-sektor yang akan terdampak oleh transformasi ini? Bagaimana para pemangku kepentingan di Indonesia semestinya merespon kebangkitan RRC?
Buku ini disusun untuk mengkaji dampak perubahan RRC bagi berbagai sektor di Indonesia serta menawarkan seperangkat rekomendasi kebijakan bagi para pemangku kepentingan untuk menghadapi kebangkitan Cina.